Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, ada sejumlah poin yang tidak benar dalam pesan tersebut, seperti berkumur air garam dan meminum air hangat.
Dalam artikel merdeka.com berjudul "CEK FAKTA: Hoaks Berkumur Air Garam Bisa Mencegah Virus Corona" pada 17 Maret 2020, dijelaskan bahwa berkumur air garam tidak mencegah maupun menyembuhkan Covid-19.
"Bahwa kabar berkumur dengan air hangat dan garam tidak benar, apalagi bila disarankan pada pasien Covid-19 agar bisa sembuh dari virus itu (baik selama periode awal ini atau pada waktu lain).
NHS mengatakan bahwa orang dewasa dapat meredakan sakit tenggorokan yang biasa dengan berkumur dengan air garam yang hangat. Saran ini bukan untuk orang yang terinfeksi dengan virus corona baru. NHS mengatakan, "Saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk coronavirus," mengutip dari fullfact.org berjudul "Drinking and gargling water will not cure the new coronavirus" pada 16 Maret 2020.
Kemudian cara virus menginfeksi orang. Dalam pesan tersebut dijelaskan bahwa virus semula hanya menyerang tenggorokan, lalu menyerang paru-paru.
Dalam situs kawalcovid19.id terdapat sebuah artikel berjudul "Bagaimana Virus Corona Menyerang Tubuh?", menjelaskan proses Covid-19 menyerang tubuh seseorang.
"Disadur dari artikel di New York Times: “What Does the Coronavirus Do to the Body?”
Ini adalah apa yang terbaru ditemukan oleh ilmuwan terkait bagaimana koronavirus, yakni SARS-CoV-2 menginfeksi dan menyerang tubuh, dan apa dampaknya pada tubuh selain paru-paru.
Bagaimana virus ini menginfeksi orang?
Virus menyebar melalui tetesan air liur yang muncrat dari mulut orang akibat batuk atau bersin, yang kemudian masuk ke tubuh orang yang berada di dekatnya melalui mulut, hidung dan mata. Virus kemudian masuk ke jalur pernafasan dan membran mukus di bagian belakang tenggorokan, menempel pada sebuah reseptor di dalam sel, dan mulai berkembang di sana.
Virus ini mempunyai protein dengan ujung tajam yang membuat virus bisa menempel ke membran sel, dan dari situ, materi genetis virus masuk ke sel tubuh manusia. Materi genetis tersebut kemudian membajak metabolisme sel dan membuat sel tidak lagi berkembang untuk kesehatan tubuh melainkan untuk memperbanyak virusnya.
Bagaimana proses ini menyebabkan masalah pernafasan?
Saat virus ini berkembang, mereka mulai menginfeksi sel-sel di sekitarnya. Gejalanya biasanya mulai terasa di belakang tenggorokan, berupa rasa nyeri tenggorokan dan batuk kering. Lalu virus dengan cepat merambat masuk ke saluran pangkal paru-paru, hingga masuk ke paru-paru. Proses ini merusak jaringan pada paru-paru, membuat jaringan ini membengkak, sehingga lebih sulit bagi paru-paru untuk memasok oksigen dan menyalurkan keluar karbondioksida. Pembengkakan pada jaringan paru dan kurangnya oksigen dalam darah membuat jaringan tersebut terisi dengan cairan, nanah dan sel yang mati. Pneumonia, radang paru-paru, bisa muncul. Ini bisa membuat pasien mengalami kesulitan bernafas sehingga butuh alat bantu pernafasan (ventilator). Dalam beberapa kasus, terjadi yang disebut Sindrom Kesulitan Pernafasan Akut (Acute Respiratory Distress Syndrome), sehingga bahkan dengan ventilator pun, pasien bisa meninggal karena kesulitan pernafasan.
Bagaimana pergerakan virus di paru-paru?
Virus sepertinya mulai bergerak dari wilayah pinggiran kedua belah paru-paru, dan mungkin butuh waktu untuk naik ke saluran pernafasan atas, trakea dan pusat pernafasan lainnya. Pola ini membantu menjelaskan kenapa di Wuhan, banyak kasus yang tidak bisa diidentifikasi pada awalnya.
Apakah hanya paru-paru yang terdampak?
Tidak juga. Infeksi bisa menyebar melalui membran mukus, dari hidung sampai ke anus. Jadi, walaupun sepertinya virus menyerang paru-paru, tetapi virus juga bisa menginfeksi saluran pencernaan. Inilah kenapa beberapa pasien menunjukan gejala pencernaan seperti diare atau sembelit. Virus ini juga bisa masuk ke dalam darah. Akan tetapi, walaupun ditemukan RNA dari virus ini dalam darah dan kotoran, belum dapat dijelaskan apakah virus akan dapat bertahan lama dalam darah ataupun kotoran.
Sum-sum tulang belakang dan organ tubuh lain, seperti hati bisa membengkak juga. Selain itu, bisa terjadi pembengkakan di pembuluh darah kapiler, seperti yang terjadi pada penyakit SARS di tahun 2002 dan 2003.
Pada akhirnya, virus akan masuk ke organ tubuh seperti jantung, ginjal, hati dan bisa menyebabkan kerusakan langsung pada organ tubuh tersebut. Dan saat sistem imunitas tubuh tengah berperang keras melawan virus, organ-organ tubuh ini dapat mengalami kegagalan fungsi.
Hasilnya, pasien bisa mengalami kerusakan organ tubuh tidak hanya karena virus, tetapi juga karena sistem imunitas badan mereka menyerang sel-sel tubuh yang sehat saat peperangan berlangsung."
Selanjutnya klaim virus hidup di tenggorokan selama 4 hari. Kabar tersebut tidak benar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa virus Corona terus berkembang dalam jangka waktu 5 sampai 6 hari, atau hingga 14 hari.
Kesimpulan
Minum air hangat maupun berkumur dengan air garam belum bisa membuktikan menyembuhkan Covid-19. Kemudian virus Corona tidak hanya menyerang tenggorokan maupun paru-paru, tetapi juga menginfeksi saluran pencernaan, menyerang jantung, ginjal dan hati.
0 Post a Comment:
Post a Comment